BLOG DETAIL

Pengamat Singgung Upaya Bisnis Migas Tekan Emisi Belum Optimal

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Abra Talattov mengatakan upaya Indonesia untuk mengurangi emisi karbon belum optimal. Sehingga ini menjadi 'PR' besar di tengah komitmen menuju net zero emission pada 2060 mendatang.

Menurutnya, dekarbonisasi belum berjalan optimal karena perusahaan migas di Indonesia lebih banyak melakukan upaya di sisi hulu. Padahal kontribusi emisi karbon mayoritas berada di sisi hilir.

"Selama ini, perusahaan migas hanya fokus pada dekarbonisasi di hulu. Padahal, komitmen sebenarnya yang paling efektif dalam mendukung target net zero emission ada pada emisi yang dihasilkan dari produk perusahaan," ujarnya dalam keterangan tertulis, Kamis (10/11).

Abra menjelaskan selama ini perusahaan migas berkutat di hulu karena area tersebut relatif lebih mudah dikendalikan, misalnya pemanfaatan Carbon Capture Storage (CCS) atau Carbon Capture Utilization and Storage (CCUS). Langkah yang tak tepat ini justru hanya menyedot investasi besar dengan dampak yang tidak signifikan.

Padahal dalam standar internasional (Green House Gas Protocol), emisi dibagi ke dalam tiga scope. Pertama, emisi yang dihasilkan langsung dari proses produksi BBM.

Kedua, emisi yang dihasilkan dari pembelian energi atas produksi BBM. Terakhir, adalah emisi yang dihasilkan dari produk akhir, dalam hal ini emisi dari BBM yang dijual ke masyarakat.

"Artinya, melihat dampak langsung dari pengurangan emisi ini mestinya perusahaan migas bertanggung jawab lebih dalam menggarap transisi energi di scope tiga," imbuh.